MANFAAT ANALISIS KORELASI
Analisis korelasi seringkali
digunakan untuk menyatakan derajat kekuatan hubungan antara dua variabel.
Dengan mengetahui hubungan antar 2 variabel, kita bisa mendeskripsikan
bagaimana gambaran yang lebih bermanfaat dari data-data yang kita miliki.
Korelasi sering digunakan dalam dunia
bisnis ataupun riset. Misalnya saja dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin
perusahaan kerap kali menggunakan korelasi untuk mengetahui apakah terhadap
hubungan yang kuat antara jumlah pendapatan perusaan dengan kenaikan gaji
pegawai. Atau korelasi dapat juga diterapkan untuk mengetahui hubungan antara
kenaikan nilai tukar mata uang terhadap kenaikan harga barang elektronik.
JENIS HUBUNGAN KORELASI
KORELASI POSITIF
Korelasi positif adalah hubungan
antara 2 variabel dimana kenaikan satu variabel menyebabkan penambahan nilai
pada variabel lainnya. Atau sebaliknya, semakin kecil nilai suatu variabel,
nilai variabel lainnya juga akan ikut turun. Bisa dikatakan juga, korelasi ini
merupakan hubungan yang searah.
Contoh:
Penambahan usia berbanding lurus
dengan penambahan tinggi badan, penambahan
waktu produksi akan berbanding lurus dengan penambahan jumlah produksi.
KORELASI NEGATIF
Korelasi negatif adalah hubungan
antara 2 variabel dimana kenaikan satu variabel menyebakan penurunan nilai dari
variabel lainnya. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil nilai suatu variabel,
semakin besar nilai variabel lainnya. Hubungan antara kedua variabel dalam
kasus ini adalah berbalik arah.
Contoh:
Semakin tinggi harga suatu barang maka
akan semakin rendah daya beli masyarakat.
Contoh korelasi positif :
Hubungan antara pertambahan usia dan tinggi
badan
Contoh korelasi negatif :
Hubungan antara harga produk dan
jumlah produk terjual
INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI
Besaran nilai koefisien korelasi
berkisar antara -1 hingga 1.
0,00 - 0,19 : korelasi antar variabel sangat lemah
0,20 - 0,39 : korelasi antar variabel lemah
0,40 - 0,59 : korelasi antar variabel cukup kuat
0,60 - 0,79 : korelasi antar variabel kuat
0,80 - 1,00 : korelasi antar variabel sangat kuat
Bila koefisien korelasi bernilai -1,
artinya korelasi memiliki hubungan linier sempurna negatif. Sedangkan, bila
koefisien korelasi bernilai +1, artinya koefisien korelasi memiliki hubungan
linier sempurna positif. Bila koefisien korelasi bernilai nol, artinya tidak
terdapat hubungan sama sekali antar kedua variabel tersebut.
METODE PENGUKURAN KORELASI
Secara umum, kita bisa mengetahui
apakah 2 variabel memiliki hubungan
korelasi atau tidak dengan menggunakan scatter plot seperti contoh di
atas. Terlebih lagi, dengan menambahkan garis tren, kita bisa mengetahui apakah
sebaran data terlalu jauh dengan garis tersebut atau berada di sekitar garis.
Tapi, tentu harus ada metode pengukuran yang bersifat eksak dan bisa
menjelaskan dengan nilai yang akurat. Secara umum, ada dua metode yang bisa
digunakan dalam pengukuran korelasi, yaitu:
1. Koefisien
korelasi Pearson
2. Koefisien
korelasi Spearman
Namun, pada perkuliahan ini kita
hanya akan membahas tentang koefisien korelasi Pearson.
KOEFISIEN KORELASI PEARSON
Koefisien korelasi Pearson merupakan metode
pengukuranyangpaling sering digunakan. Metode ini dapat digunakan dengan
kondisi dta sebagai berikut:
-
- Data
memiliki skala interval atau rasio
-
- Korelasi
antara 2 variabel harus linear, artinya distribusi
data harus menunjukkan hubungan searah
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
CONTOH
Misal terdapat data usia dan berat
badan siswa di sebuah kelas. Berdasarkan data tersebut, temukan nilai korelasi
di antara keduanya!
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian, kita menemukan bahwa tingkat korelasi antara usia dan tinggi badan adalah 0,899. Artinya, terdapat hubungan yang sangat kuat antara usia dan berat badan