Published januari 02, 2021 by Jagoan website

Materi analisis korelasi, apa itu analisis korelasi, statistik

MANFAAT ANALISIS KORELASI

Analisis korelasi seringkali digunakan untuk menyatakan derajat kekuatan hubungan antara dua variabel. Dengan mengetahui hubungan antar 2 variabel, kita bisa mendeskripsikan bagaimana gambaran yang lebih bermanfaat dari data-data yang kita miliki.

Korelasi sering digunakan dalam dunia bisnis ataupun riset. Misalnya saja dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin perusahaan kerap kali menggunakan korelasi untuk mengetahui apakah terhadap hubungan yang kuat antara jumlah pendapatan perusaan dengan kenaikan gaji pegawai. Atau korelasi dapat juga diterapkan untuk mengetahui hubungan antara kenaikan nilai tukar mata uang terhadap kenaikan harga barang elektronik.

JENIS HUBUNGAN KORELASI

KORELASI POSITIF

Korelasi positif adalah hubungan antara 2 variabel dimana kenaikan satu variabel menyebabkan penambahan nilai pada variabel lainnya. Atau sebaliknya, semakin kecil nilai suatu variabel, nilai variabel lainnya juga akan ikut turun. Bisa dikatakan juga, korelasi ini merupakan hubungan yang searah.

Contoh:

Penambahan usia berbanding lurus dengan penambahan tinggi  badan,  penambahan  waktu produksi akan berbanding lurus dengan penambahan jumlah produksi.

KORELASI NEGATIF

Korelasi negatif adalah hubungan antara 2 variabel dimana kenaikan satu variabel menyebakan penurunan nilai dari variabel lainnya. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil nilai suatu variabel, semakin besar nilai variabel lainnya. Hubungan antara kedua variabel dalam kasus ini adalah berbalik  arah.

Contoh:

Semakin tinggi  harga suatu   barang maka akan semakin rendah daya beli masyarakat.

Contoh korelasi positif :

Hubungan antara pertambahan usia dan tinggi badan

Contoh korelasi negatif :

Hubungan antara harga produk dan jumlah produk terjual

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI

Besaran nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 hingga 1.

0,00 - 0,19 :     korelasi antar variabel sangat lemah

0,20 - 0,39 :     korelasi antar variabel lemah

0,40 - 0,59 :     korelasi antar variabel cukup kuat

0,60 - 0,79 :     korelasi antar variabel kuat

0,80 - 1,00 :      korelasi antar variabel sangat kuat

Bila koefisien korelasi bernilai -1, artinya korelasi memiliki hubungan linier sempurna negatif. Sedangkan, bila koefisien korelasi bernilai +1, artinya koefisien korelasi memiliki hubungan linier sempurna positif. Bila koefisien korelasi bernilai nol, artinya tidak terdapat hubungan sama sekali antar kedua variabel tersebut.

METODE PENGUKURAN KORELASI

Secara umum, kita bisa mengetahui apakah 2 variabel memiliki hubungan  korelasi atau tidak dengan menggunakan scatter plot seperti contoh di atas. Terlebih lagi, dengan menambahkan garis tren, kita bisa mengetahui apakah sebaran data terlalu jauh dengan garis tersebut atau berada di sekitar garis. Tapi, tentu harus ada metode pengukuran yang bersifat eksak dan bisa menjelaskan dengan nilai yang akurat. Secara umum, ada dua metode yang bisa digunakan dalam pengukuran korelasi, yaitu:

1.         Koefisien korelasi Pearson

2.         Koefisien korelasi Spearman

Namun, pada perkuliahan ini kita hanya akan membahas tentang koefisien korelasi Pearson.

KOEFISIEN KORELASI PEARSON

Koefisien korelasi Pearson merupakan metode pengukuranyangpaling sering digunakan. Metode ini dapat digunakan dengan kondisi dta sebagai berikut:

-          - Data memiliki skala interval atau rasio

-          - Korelasi antara 2 variabel harus linear,  artinya distribusi data harus menunjukkan hubungan searah

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

CONTOH

Misal terdapat data usia dan berat badan siswa di sebuah kelas. Berdasarkan data tersebut, temukan nilai korelasi di antara keduanya!


PEMBAHASAN



Berdasarkan hasil pengujian, kita menemukan bahwa tingkat korelasi antara usia dan tinggi badan adalah 0,899. Artinya, terdapat hubungan yang sangat kuat antara usia dan berat badan

Oleh  N U R   R O H M A H    O K T A V I A N I  P.,S.S I., M . S I .